Selasa Legi, 5 November 2024
Tak hanyak yang tahu, kalau di pantai Brecong yang indah ini, bisa digunakan untuk ritual mencari pesugihan. Kabarnya, sudah banyak yang berhasil dengan ritual ini. Itulah kenapa, diam-diam banyak para pélaku pesugihan lelaku di Pantai Brecong ini. Pantai Brecong merupakan saiah satu pantai di pesisir selatan di Kebumen, Jateng tepatnya di wilayah Kecamatan Buluspesantren. Dari kota Kebumen,lokasi pantai Brecong kurang lebih 15 km ke selatan.
Layaknya pemandangan pantai pesisir selatan, secara kasat mata pantai Brecong merupakan pantai yang indah nan eksotis, seperti pantai lainnya sepanjang pesisir selatan Kebumen, yang membentang dari wilayah Mirit di ujung timur Kebumen, hingga wilayah Ayah di ujung paling barat, yang berbatasan dengan Kabupaten Cilacap. Namun dibalik indannya pantai Brecong, ternyata pantai ini menyimpan banyak cerita mistis. Hal itu, terkait dengan keberadaan sebuah tempat keramat bernama pesanggrahan Joko Sangkrip, yang sangat clikerarnatkan hingga kini.
"Ritual apa saja bisa diiakukan disini. Begitu juga dengan pesugihan. Tata cara ritualnya sarna, hanya tujuannya yang beda," papar Mbah Lasmin (90), si juru kunci. Sebagai juru kunci, Mbah Lasmin tidak pernah mempermasalahkan tujuan masing-masing pengalap berkah, entah itu untuk tujuan mencari pesugihan atau lainnya. Baginya, hal itu merupakan tanggungjawab atau resiko masing-masing. Menurut Mbah Lasmin, tugasnya sebagai juru kunci hanyalah membukakan pintu, atau melayani para pengalap berkah. Soal tujuan masing-masing, Mbah Lasmin mempersilahkan pengalap berkah untuk menyampaikannya sendiri. Dari pengamatan Mbah Lasmin, yang sudah puluhan tahun menjadi juru kunci, sudah tak terhitung lagi,para pengalap berkah yang talah berhasii mencapai tujuannya setelah ngalap berkah di pesanggrahan Joko Sangkrip ini, termasuk pemburu pesugihan. “Tahu-tahu mereka kembali lagi untuk syukuran. Syukurannya bebas apa saja. Asal tidak nanggap kethoprak lakon Joko Sangkrip. Hanya itu pantangannya terang Mbah Lasmin; ayah 7 anak ini.
Mbah Lasmin maengungkapkan, ritual pesugihan di Pantai Brecong ini bisa dilakukan di pesanggrahan Joko Sangkrip. Ritual ditujukan pada Joko Sangkrip, selaku penguasa gaib tempat itu, serta Ratu Kidul sebagai pemberi pesugihan. Lantas, syarat apa saja untuk bisa mendapatkan pesugihan di pantai Brecong ini? Yang paling utama, kata Lasmin, adaiah niat. untuk pinuwunan/maksud lainnya, bisa disampaikan hari apa saja. Tapi khusus untuk ritual pesugihan, hanya bisa dilakukan pada malam Selasa Kliwon maupun Jum'at Kliwon. Karena pada hari-hari itulah, menurut kepercayaan setempat, gerbang pintu laut selatan secara gaib akan terbuka. Dan manusia bisa berinteraksi dengan panguasa laut selatan, kanjeng ibu Ratu Kidul.
Sebagai pelengkap ritual, uborampe juga tak boleh dilupakan yakni kembang telon, kemenyan, minyak wangi, kaca, bedak, sisir, pisang ambon Z buah, serta pisang raja 2 buahy serta degan ijo. Untuk proses ritual, sebagai juru kunci, Mbah Lasmin akan mengawalinya terlepih dahulu. Setelah ‘dibukakan' oleh Mbah Lasmian, selanjutnya si pencari pesugihan akan ditinggalkan seorang diri dalam ruang pesanggrahan. Karena niatnya mencari pesugihan, maka dalam pembacaan mantera, Ratu Kidulah yang akan dituju. Nah, saat pencari pesugihan ditinggal seorang diri itulah, maka dia akan ditemui Ratu Kidul atau utusannya. Saat pertemuan itu terjadia, kata Mbah Lasmin, akan terjadi semacam kesepakatan gaib, antara Ratun Kidul dengan pencari pesugihan. Soal isi kesepakatan atau perjanjian gaib itu, kedua belah pihaklah yang mengetahuinya.
“Yang pasti, isinya soal hak dan kewajiban yang harus dipenuhi keduanya serta pantangan dan larangannya. Lama kontrak juga tergantung kesepakatan,“ ungkap juru kunci. Jika kontrak gaib sudah disepakati, Mbah Lasmin yakin pesugihan yang diinginkan akan cepat terlaksana. Dari pengamatan dan pengalaman Mbah Lasmin, meski dirinya tak tahu pasti berapa pencari pesugihan yang sudah menjalani ritual di pesanggranan Joko Sangkrip ini, namun dirinya meyakini, sudah banyak yang berhasil. Toh begitu, Mbah Lasmin meyakini, bahwa pesugihan pemberian Ratu Kidul itu tidaklah gratis, tapi pastilah akan meminta tumbal. Dan soal tumbal ini, tergantung kesepakatan antara kedua belah pihak. "Kalau bisa sih jangan mencari pesugihan. Kita di dunia enak bergelimang harta, tapi kalau nanti mati, gantian kita yang ikut mereka, jadi budaknya," ujar Mbah Lasmin wanti-wanti.
Adanya pesugihan di Pantai Brecong ini, terkait dengan sebuah kisah yang sangat melegenda, tentang seorang yang dulunya sangat miskin, namun bisa menjadi kaya raya setelah ritual di Pantai Brecong ini. Pada tahun 80an, saat awal-awal juru kunci dipegang olehnya, Mbah Lasmin kedatangan seorang pengalap berkah dari Tasikmalaya bernama Asep, yang datang ke pesanggrahan Joko Sangkrip tengah malam dan memaksa untuk bisa menjalani ritual. Mereka datang sekeluarga, dari suami, istri dan anak-anak mereka. Dilihat dari kondisinya, keluarga Asep ini berasal dari keluarga yang sangat miskin dan terlilit banyak hutang. Pada Mbah Lasmin, mereka mengaku sudah putus asa menghadapi kesulitan hidup mereka.
Kedatangan mereka, ingin bertemu Ratu Kidul dan meminta bantuaannya. “Saya yang mengantar mereka untuk ritual; Jelas-jelas mereka minta pesugihan, karena yang disambat itu Ratu Kidul," cerita Mbah Lasmin. Setelan setahun berlalua, keluarga Asep ini datang kembali. Mereka datang ke Desa Brecong untukg membeli beberapa tanah di desa itu. Mbah Lasmin tahu persis, karena saat itu dia yang dimintai tolong untuk mencarikan tanah itu. Keadaan keluarga Asep ini sangat bertolak belakang ketika bertemu Mbah Lasmin setahun sebelumnya. Dari sinilahn, akhirnya terungkap, kalau kesuksesana keluarga Asep itu karena bersekutu dengan Ratu Kidul dengan memujanya. Sebagai ungkapan syukur atas kesuksesannya dalam pesugihannya itu, Asep mengadakan syukuran besar-besaran. Bankan, Asep pula yang membangun pesanggrahan hingga bisa menjadi bangunan permanen seperti sekarang gini. Namun ternyata, ungkap Mbah Lasmin, ada sebuah pantangan yang dilanggar Asep saat menggelar acara syukuran saat itu, hingga membuat kekayaannya hilang dalam sekejap dan jatuh miskin. Hanya satu pantangan di sini. Jangan sekali-kali berani menggelar pertunjukan kethoprak dengan lakon Joko Sangkrip. Hanya itu,” cerita Mbah Lasmin.
Saat itu, Asep sudah diingatkjan oleh Mbah Lasmin, agar tidak nanggap kethoprak dengant lakon Joko Sangkrip. Namun Asep tak mengubrisnya. Lantas, apa akibatnya? cerita Mbah Lasmin, saat acara syukuran itu di gelar, pertunjukan kethoprak tengah dimainkan, tiba-tiba saja datang angin ribut, disertai hujan angin dan petir menyambar-nyambar. Anehnya, peristiwa ganjil itu hanya terjacli di wilayah Brencong. Saat itu, memangtak terjadi apa-apa pada keluarga Asap. Tapi tak lama kemudian, hanya dalam hitungan 40 hari; semua hanta benda Asep ludes terjual, dari tanah, mobil, Serta harta benda lainnya. Dalam waktu 40 hari itu, ada saja kejadian atau musibah yang dialami keluarga Asep, hingga membuatnya harus keluar banyak uang. Lama kelamaan, harta yang dimiliki Asep habis tak berbekas. Asep yang dulu dikenal kaya raya dan banyak uang, kembali melarat. Asepun menjadi gila. Dan kisah Asep ini, bukan isapan jempol belaka. Tapi benar-benar terjadi.
"Dia kembali jadi melarat dan gila, setelah melanggar pantangan. Dan kisah Asep itu, begitu melegenda. Orang-orang tua, pasti tahu kisah Asep ini,“ ujar Mbah Lasmin. Berawal dari kisah Asep inilah, lambat laun, muncul mitos adanya pesugihan di pantai Brecong ini. Begitu melekatnya mitos itu, hingga membuat siapapun yang datang ngalap berkah di pantai Brecong, diasumsikan untuk mencari pesugihan. Adanya pesanggrahan Joko Sangkrip ini, erat kaitannya dengan perjalanan spiritual yang dilakukan Joko Sangkrip, tokoh legendaris dari Kebumen, yang menjadi penguasa Kebumen dengan gelar kanjeng
Raden Tumenggung Arungbinang, pada tahun 1742.
Menurut Mbah Lasmin,sebelum menjadi penguasa Kebumen, Arungbinang awalnya bernama Joko Sangkrip. Dia merupakan anak paling bungsu dari 7 bersaudara, putra dari Kyai Honggoyudo. Kyai Hoggoyudo sendiri, merupakan anak turun Panembahan Senopati, cicit dari Raden Mas Jolang (Panembahan sedokrapyak). Jika ditarik dari garis keturunan, Joko Sangkrip merupakan trah raja, atau bukan orang sembarangan. “Joke Sangkrip memang pernah diramal nantinya bakal jadi orang besar, karena dia masih ada darah raja, ”ujar Mbah Lasmin. Sewaktu kecil, Joko Sangkrip ini dijauhi keenam kakaknya, karena dia menderita penyakit gudig (kulit) yang parah. Bahkan, Joko Sangkrip ini dikucilkan. Hal ini membuat hati Joko Sangkrip sedih. Kemudian, Joko Sangkrip pergi berkelana. Hingga akhirnya, datang sebuah wangsit, agar Joko Sangkrip melakukan tapa pendem di pinggir pantai Brecong selama 40 hari 40 malam. Sebagai penanda kalau Joko Sangkrip tengah melakukan tapa pendem, di tempat itu ditanami pohon waru. Jika pohon waru hidup artinya Joko Sangkrip juga masih hidup.
Singkat cerita, Joko Sangkrip berhasil menjalani tapa pendemg dengan sukses. Dalam tapa pendem itu, Joko Sangkrip ditemui Ratu Kidul, penguasa pantai selatan, yang memberinya sebuah pusaka sakti berbentuk tombak dan jin pendamping bernama Kumbang Ali-Ali. Penyakit gudignya juga sembuh. Dengan tombak pusaka dan jin pendamping itu, akhirnya Joko Sangkrip berhasil mengatasi berbagai kesulitan yang dialaminya, hingga akhirnya dia berhasil mencapai jabatan tertinggi dalam pemerintahan, dengan menjadi penguasa wilayah Kabupaten Kebumen bargelar KRT Arungbinahg I. Tempat di mana Joko Sangkrip menjalani ritual tapa pendem itu, akhirnyaa dikenal dengan sebutan pesanggrahan Joko Sangkrip. Pohon waru sebagai penanda pertapaan Joko Sangkrip hingga kini masih ada.
Munculnya mitos pesugihan itu, berdasarkan pengalaman gaib Joko Sangkrip selama menjalani tapa pendem, sehingga berhasil ditemui Ratu Kidul. Meski dari kaca mata mistis pantai Brecong bukanlah pintu gerbang utama manuju kraton gaib pantai selatan, konon Ratu Kidul bisa ditemui di sini pada "hari Selasa Kliwon dan Jum’at K1iwon, saat gerbang gaib pantai seiatan terbuka dengan sendirinya. "ltulah kenapa, ritual pesugihan bisa
dilakukan di sini," pungkas Mbah Lasmin.