Jumat Pahing, 1 November 2024
Seiring perkembangan teknologi, komunikasi manusia mengalami banyak inovasi yang sebelumnya hanya dianggap fiksi ilmiah. Kini, perusahaan startup dari San Francisco, Amerika Serikat, yang bernama REMSpace, mengklaim telah berhasil mengembangkan teknologi untuk memungkinkan komunikasi antara dua orang yang sedang tertidur melalui mimpi. Teknologi ini mereka sebut sebagai "dimensi baru komunikasi."
REMSpace merancang perangkat khusus yang dikenakan di kepala, yang dapat mengirimkan pesan ke dua orang yang sedang tertidur dan bermimpi. Alat ini menjadi perantara untuk menciptakan “percakapan pertama di dunia mimpi.” CEO REMSpace, Michael Raduga, menyatakan bahwa teknologi ini berpotensi menjadi hal biasa di masa depan, seperti yang kita alami saat ini dengan internet atau telepon seluler. "Di masa mendatang, fitur komunikasi dalam mimpi ini akan terasa wajar, dan kita mungkin akan sulit membayangkan hidup tanpa teknologi ini," ujar Raduga.
Walau belum menerbitkan laporan ilmiah mengenai hasil eksperimen mereka, REMSpace membagikan gambaran umum tentang cara kerja teknologi ini dalam sebuah siaran pers. Mereka menjelaskan bahwa perangkat tersebut digunakan untuk memonitor aktivitas polysomnographic pada peserta penelitian yang sedang tidur di rumah masing-masing. Data seperti gelombang otak dan detak jantung diukur dan dikirimkan melalui jaringan WiFi.
Saat salah satu peserta memasuki tahap lucid dream atau mimpi sadar, di mana mereka menyadari bahwa sedang bermimpi, REMSpace mengirimkan pesan berupa “kata rahasia” kepada peserta ini. Pesan ini diucapkan kembali oleh peserta dalam mimpinya melalui ekspresi wajah dan suara, yang kemudian ditangkap dan direkam oleh server REMSpace.
Setelah peserta kedua memasuki tahap mimpi sadar, ia akan “menerima” pesan yang telah dikirim melalui server REMSpace. Server ini mendeteksi dan memverifikasi bahwa balasan dari peserta kedua sesuai dengan pesan asli yang diterima oleh peserta pertama. “Server kami mampu mendeteksi balasan dan mengonfirmasinya,” jelas Raduga dalam sebuah wawancara dengan ABC 7 News yang dikutip oleh Futurism pada Senin (28/10/2024).
Pesan yang dikirimkan ini bukanlah kata-kata dalam bahasa Inggris atau bahasa manusia lainnya, tetapi berasal dari bahasa khusus yang disebut “Remmyo.” Bahasa ini merupakan bahasa mimpi yang dapat dikenali menggunakan pola gerakan otot wajah melalui perangkat pencari pola EMG. Teknologi ini memungkinkan komunikasi mimpi dalam bentuk bahasa yang hanya bisa ditangkap dan dipahami di dalam dunia mimpi.
REMSpace menyatakan bahwa mereka telah mengajukan laporan penelitian mereka untuk direview oleh para ilmuwan dalam jurnal ilmiah ternama. Langkah ini diambil untuk mendapatkan validasi ilmiah atas temuan mereka dan menunjukkan keabsahan teknologi ini dalam dunia akademis. Jika terbukti berhasil dan diakui, teknologi ini dapat menjadi titik awal bagi perkembangan komunikasi antarmanusia melalui mimpi di masa depan.
Dengan inovasi ini, REMSpace membuka peluang baru dalam dunia komunikasi yang sebelumnya hanya ada dalam cerita fiksi. Meskipun teknologi ini masih dalam tahap awal, konsepnya menawarkan harapan baru dalam eksplorasi komunikasi antar manusia, bahkan ketika mereka sedang berada di dunia mimpi.