Selasa Legi, 5 November 2024
Benarkah manusia dapat inenembus alam gaib bahkan kemudian kawin dengan penghuni alam tersebut? Berikut ini kisah menarik tentang perkawinan seorang anak manusia dengan putri siluman buaya....
Karena kelelahan setelah mencoba mencapai puncak gunung Gede Pangrango, Hendra dan keempat kawannya sepakat mandi di aliran sungai yang jernih itu. Tanpa mereka sadari, di waktu bersamaan dialam gaib, alam yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu, ada seorang gadis cantik didampingi oleh beberapa dahyang sedang mengamati mengamati mereka. Ia begitu terpesona melihat salah seorang dari kelima lelaki muda yang sedang mandi dan berenang di wilayah kekuasaan ayahandanya.
Di alam lelembut, ayah si gadis adalah penguasa sepanjang sungai itu. Sosok sang penguasai sesekali muncul ke alam nyata dengan menjelma sebagai seorang kakek yang terlihat sedang memancing, atau sering pula terlihat sedang berjalan mengitari sungai di kawasan itu. Putri kerajaan yang cantik ini terkadang menampakan diri berupa seekor buaya buntung. Kemunculan itu biasanya berlangsung di saat air sungai sedang meluap. Lama sekali puteri lelembut ini mengamati gerak-gerik pemuda yang sedang riang bermandikan air sungai yang dingin dan segar.
Pandangan sang putri tidak pemah lepas dari sosok Hendra. Di matanya, pemuda ini begitu tampan. Dia pun merasakan getaran cinta di lubuk hatinya. Sang putri pun mengeluarkan energi berdimensi gaib yang mampu menyulap pandangan seseorang dari alam nyata menuju alam kasat nyata. Seketika itulah air sungai bergolak murka menurut pandangan mata telanjang, padahal yang sesungguhnya air sungai tetap tenang. Para pemuda pecinta alam itu pun segera berlarian meninggalkan sungai.
Namun, malang bagi Hendra. Ia justru terbawa arus yang deras. Keempat kawannya tak berdaya ketika arus yang begitu deras itu dalam sekejap membawa tubuh Hendra lenyap dari pandangan mereka. Keempat kawan Hendra berusaha mencari, namun hasilnya hanya sia-sia. Hendra raib di telan sungai. Singkat cerita, mereka menyampaikan berita buruk ini kepada keluarga Hendra. Pak Anwar sebagai ayah langsung panik. Ia meminta keempat kawan putra itu untuk mendatangi sungai tempat Hendra tenggelam. Dengan dibantu oleh petugas SAR dan warga setempat, mereka kembali menyusuri tepian sungai. Tapi sekali lagi, usaha ini hanya sia sia.
Di hari ketiga sejak putra kesayangannya hilang, Pak Anwar meminta bantuan seorang dukun kampung asal Bogor untuk mengetahui keberadaan Hendra. Setelah cukup lama ritual, dukun kampung yang sebut saja dengan nama Mbah Mukodam ini dengan nada menyesal mengatakan bahwa dirinya tidak dapat menarik jasad Hendra. Terlihat dalam terawangannya Hendra sudah dikuasai oleh lelembut penguasa sungai itu. Menurutnya, Hendra masih hidup hanya saja jasadnya ikut terbawa ke alam gaib. Bahkan, Hendra sudah dinikahkan dengan putri siluman buaya sungai itu. Karena perkawinan gaib itu telah terjadi, maka sangat sulit untuk menemukan jasad Hendra, dengan sebab roh dan jasadnya sudah di bawa ke alam lain.
Tentu saja kenyataan ini membuat Pak Anwar sangat bersusah hati. Ia tidak menyangka Hendra, putra kesayangannya, hidupnya akan berakhir seperti ini. Nun di alam gaib sana, di saat orang tuanya sedang dirundung kesedihan, keadaan Hendra sudah berada di ruang imajinasi yang didalamnya diisi dengan pemandangan serba indah. Di lingkungan barunya seolah tidak ada persoalan hidup yang pelik. Orang-orang, atau lebih tepat lagi para makhluk penghuni alam itu, sepertinya menutup mata dari realita inggar bingarnya kehidupan di alam fana.
Sampai suatu ketika, Hendra merasakan keanehan pada dirinya. Apa yang dialaminya tiba-tiba terbayang dalam ingatannya. Ya, ia ingin bahwa dirinya berenang ke tengah kali, dan tiba-tiba ia merasakan debit air meninggi dan arusnya begitu deras. Di saat ia berusaha menepi, terasa badannya mendadak berubah jadi kaku, dan pandangannya jadi gelap. Hanya dalam hitungan detik dirinya tidak ingat apa apa lagi, seolah ia merasakan tidur yang panjang. Lalu, betapa kagetnya ia karena ketika terbangun dirinya tidak lagi berada di sungai bersama teman temannya, melainkan sudah berada dijalan lurus membentang, yang di kiri kanannya terdapat pepohonan rindang yang nyaman dan asri.
Hendra pun terus berjalan mengikuti langkah kakinya. Entah berapa lama ia berjalan, ia bertemu dengan seorang gadis cantik yang diiringi oleh para dayang. Si gadis menyambutnya dengan penuh ramah dan sejuta pesona. Di saat pikiran Hendra masih diliputi keheranan, gadis itu memperkenalkan dirinya sebagai putri dari kerajaan dan mengajaknya pergi untuk diperkenalkan kepada ayahandanya. Dengan hati penuh tanda tanya, Hendra mengikuti langkah si gadis menuju sebuah bangunan yang sangat megah. Seingat Hendra, seumur hidupnya belum pernah melihat bangunan semegah ini.
Begitu berada di dalam bangunan itu, barulah teka teki itu mulai terungkap dengan kedatangan orang tua yang mempunyai kharisma, suaranya lemah lembut. Orang tua ini memperkenalkan dirinya sebagai penguasa di situ dan sebagai ayah dari putrinya. Dan, Hendra dijanjikan akan mendampingi menjadi suaminya kelak. Dengan arif dan bijaksana orang tua bermahkota ini mengatakan bahwa Hendra harus menerima takdir menjadi makhluk halus dengan menikahi putrinya. Sudah barang tentu Hendra sangat terkejut atas kejadian yang dialaminya. Ia memohon agar dapat dikembalikan lagi kealam nyata dan dapat berkumpul lagi bersama keluarganya.
Namun, orang tua bermahkota itu mengatakan, "Mahkluk sebangsa kami tidak ingin memaksa, tapi takdirlah yang menentukan. Ayahmu sudah minta bantuan orang pintar untuk membawamu kembali ke alam fana baik mati atau hidup, namun tetap saja garis takdir menentukan bahwa dirimu harus menjadi bagian dari kelompok kami bangsa lelembut."
Hendra tak bisa berbuat apa-apa. Hanya saja untuk menentramkan hati orang tuanya, raja siluman buaya itu berjanji secepatnya akan menemui Pak Anwar, ayah Hendra. Janji siluman buaya itu benar benar dibuktikan. Pada malam ke-40 sejak kematian Hendra, ketika baru saja usai sholat Maghrib dan Pak Anwar sedang duduk di beranda rumahnya, ia melihat ada seseorang yang datang. Anehnya Pak Anwar tidak mengenal orang ini. Setelah berada di hadapannya, orang ini mengucapkan dan menyatakan bela sungkawa yang dalam atas musibah yang dialami oleh keluarga Pak Anwar. Dia juga menasehati Pak Anwar agar tabah menerima takdir.
"Mudah-mudahan dengan ketabahan itu Pak Anwar akan diberikan petunjuk," tegas orang asing itu. Setelah berkata demikian dia mohon diri. Namun,
baru saja beberapa langkah orang aneh itu beranjak dari tempatnya, Pak Anwar seolah-olah baru tersadar dari mimpi. Ia termenung mengingat-ingat wajah orang aneh itu, dan lambat laun pikirannya mulai terbuka kalau wajah orang aneh itu mirip buaya. Pak Anwar baru tersadar dengan siapa dirinya barusan berbicara. Ingatannya pun kembali pada Hendra yang mati tenggelam di sungai. Malamnya Pak Anwar mimpi berjumpa dengan laki laki aneh itu serta berjumpa dengan anaknya, Hendra, yang sudah beristri.
Tampak di wajah Hendra seperti menyimpan rasa rindu pada dirinya. Dalam mimpinya itu juga Pak Anwar seperti mendapat rekaman dari Hendra tentang musibah yang menimpa dirinya. Di lain waktu, Kami bertemu dengan Pak Anwar dirumah sakit pada waktu sama-sama membesuk famili yang sedang dirawat. Ia menurutkan bahwa hingga kini dirinya belum bisa menerima kenyataan aneh yang menimpa diri Hendra, yang terhitung sudah 2 tahun hilang misterius itu. Benarkah Hendra kini hidup dan berkeluarga di alam gaib siluman buaya? Hanya Tuhan saja yang tahu pasti..