Selasa Legi, 5 November 2024
Ilmu Penarik Pusaka
Amalan berikut ini ini bisa digunakan untuk menarik pusaka pada tempat-tempat yang ada pusaka gaibnya sehingga pusaka tersebut bisa di wujudkan.
1. Pastikan dalam kondisi berwudhu. Lalu bacalah doa berikut ini :
- AUDZUBILLAHIMINASSYAITONIRROJIM
Baca juga : Pagar Gaib Rumah Dengan Bambu Kuning- BISMILLAHIRROHMANIRROHIM 21x Tahan nafas
- ASTAGHFIRULLOHALADZIM 7x Tahan nafas
- ASYHADUANLA ILAHA ILALLAH WAASYHADU ANNA MUHAMMADARRASULULLAH 7x Tahan nafas
- ALLAHUMMA SHOLLI ALA SAYYIDINA MUHAMMAD WAALA ALI SAYYIDINA MUHAMMAD 7x Tahan nafas
- LAHAULA WALA QUUWATA ILA BILLAHILALIYYIL ADHIM 7x Tahan nafas
- ALLOHU AKBAR 21x Tahan nafas
- Kunci doa : "BISMILLAHIRROHMANIRROHIIM. KAF HA YA ‘AIN SHOD.HA MIM ‘AIN SIN QOF.QUWMITU WA QUWMITU" 3x Tahan nafas
Lalu arahkan telapak kedua tangan lurus ke depan dan tarik ke arah tubuh kita sambil mengucap "ALLOHU AKBAR" sebanyak mungkin sampai pusaka ada didepan kita.
Catatan :
- Bila nafas tidak kuat, segera bernafas lalu tahan lagi begitu seterusnya. Jika memang di tempat tersebut ada pusakanya, maka pusaka tersebut akan jatuh disekitar kita atau langsung berada di genggaman tangan.
- Harap orang awam tidak gegabah melakukan penarikan pusaka tanpa didampingi praktisi supranatural.
ICHING
Dilafalkan "Yee Jing", adalah Kitab Perubahan Berbahasa China yang telah digunakan sebagai medium peramalan selama ribuan tahun dan mungkin merupakan buku tertua di dunia. Kitab ini telah diperluas dan dimurnikan selama berabad-abad. Namun menurut legenda, kitab ini ditemukan oleh seorang penguasa negeri China sekitar tahun 3000 sebelum masehi yang bernama Fu Hsi. Dialah yang menemukan 8 trigram I Ching
BELOMANCY
Metode ramalan kuno dengan cara melepaskan anak panah. Metode ramalan ini dikenal dengan banyak bentuk. Masyarakat Babylonia dan Syria melekatkan label berisi angka-angka pada anak panah tersebut yang kemudian ditembakkan sejauh mungkin. Cara lainnya yakni dengan menembakkan anak panah ke udara dan kemudian arah serta bentuk pendaratan dari anak panah tersebut ditafsirkan. Metode lainnya dipergunakan oleh masyarakat Yunani dan kemudian oleh masyarakat Arab adalah dengan menembakkan anak panah ke sebuah batu lalu tanda-tanda yang dihasilkan dari tembakan anak panah tersebut ditafsirkan. Sedangkan metode yang dipakai oleh masyarakat Tibet adalah dengan menempatkan dua anak panah dengan ujung lancip mengarah ke bawah di dalam sebuah wadah kemudian mereka akan mengartikan pergerakkan yang terjadi didalamnya. Metode lain adalah dengan melekatkan tulisan-tulisan berisi ramalan pada anak panah lalu dipilih secara acak.