Selasa Legi, 5 November 2024
Indonesia memiliki sejumlah goa yang sangat angker dan dipercaya sebagai tempat tinggal makhluk gaib sekaligus tempat keramat. Beberapa goa di antara sampai hari ini masih menjadi misteri yang mengundang berhagai pakar dari dalam dan luar negeri untuk menguaknya. Namun selama mereka hanya mengandalkan ilmu eksak, diyakini goa-goa tersebut masih tetap akan menyimpan misteri sampai kapan pun tanpa bisa dipecahkan.
Goa rujuh terletak di Desa Laweung, kecamatan Muara Tiga, Kabupaten Pidie, Aceh. Gua ini memiliki tujuh pintu masuk. Konun goa ini tembus hingga ke Mekkah, Arab Baudi. Goa Tujuh dikelilingi gunung hebatuan. Di dalamnya terdapat makam sehingga ketika berkunjung ks goa tersebut, dinamakan tengah berziarah, bukan berwisata. Gua Tujuh adalah kumpulan 28 goa. Dengan pintu utama berjumlah tujuh, sebagai pintu pernbuka menuju gua selanjutnya. Hanya tujuh pintu yang bisa dimasuki olen orang. Sedangkan saat ini, hanya tersisa empat pintu yang masih terbuka lebar. Yang lainnya sudah tetutup dan tidak bisa dimasuki, dengan berbagai alasan yang ada. Meski sudah sering dilakukan penelitian namun hingga saat ini belum diketahui berapa luas kompleks Gua Tujuh. Goa Tujuh dianggap goa suci karena diyakini semua Aulia burkumpul di tempat itu, Mereka bertapa mengharap kasih dari Tuhan. Berjalan sampai ke haji, melalui perjalan bertapa. Kekuatan mereka menyatu. Ada yang terjatuh ke laut karena gagal dengan berrbagai rintangan ada juga yang berhasil hingga menembus Tanah Suci. Tidak hanya para ulama aceh yang melakukan pertapaan di wilayah Goa Tujuh, tetapi ada juga para ulama dari luar Aceh. Hanya saja umumnya rnereka menemui kegagalan. Ada yang badannya merah seperti kena cambukan, ada juga dengan selamat membawa keris yang telah berhssil di ambil dari dalam goa.
Goa Tujuh pernah digunakan sebagai sarana pertapaan orang Aceh menyebutnya 'Kaluet; yakni sarana untuk meningkatkan harmonisasi antara manusia dan Allah SWT. Mereka hanya beribadah. Biasanya orang yang melakukan ‘Kaluet’ hingga berbulan-bulan lamanya menetap dalam goa. Mereka tidak makan dan minum. Tradisi itu masih berlangsung hlngga hari ini. Sebagai tempat para Aulia bermunajat, Goa Tujuh memiliki banyak pantangan, termasuk larangan memakai pakaian ketat ataupun pacaran. Di dalam goa ada ukiran ayat Allah yang tertulis jelas di atap bebatuan. Nukilan Bismillah itu bukanlah ciptaan manusia, akan tetapi memang sudah ada sejak terbentuknya goa tersebut. Tulisan ayat Allah tersebut akan mengeluarkan tetesan air, dan air tersebut ditampung dalam drum yang memilliki khasiat penyembuhan dan juga untuk membangkitkan aura positif.
lngin menciapatkan kejayaan hidup dengan cara bertapa? datanglah ke Goa Kiskendo. Tempat ini sangat ideal untuk bertapa, bermunajat kepada Sang Pencipta. Di tempat ini, tepatnya di tepi Kedung Jagan, Subali pernah menghancurkan Maesasura sehingga akhirnya mendapat jodoh Dewi Tara. Total ada 9 tempat pertapaan yang ada di goa kiskendo, masing-masing adalah Pertapaan Tledek, Kusuman, Padasan, Santri Tani, Semelong, Lumbung Kampek, Selumbung, Seterbang, dan Sekandang. Di tengah-tengah gua, dekat sebuah ruangan yang serupa dengan aula kecil, terdapat gentong berisi air. Air yang berasal dari tetesan stalagtit tersebut bisa kita minum untuk melepas dahaga setelah menelusuri goa kiskendo.
Gua Kiskendo terletak di kawasan pegunungan Menorah, di Dusun Sukamaya, Desa Jatimulyo, Kecamatan Girimulyo, Kabupaten Kulonprogo Daerah lstimewa Yogyakarta. Di dalamnya terdapat banyak stalaktit dan stalagmit yang aneh namun indah bentuknya. Di dalam goa ini mengalir sungai di bawah tanah yang dalam cerita pewayangan, dan dalam pertempuran antara Subali, Sugriwa dan Mahesasura, Lembusura mengalirkan air berwarna merah dan putih. Dikisahkan, Maesasura adalah Raja Sapi yang hendak melamar bidadari bernama Dewi Tara yang berparas cantik jelita yang ada di Kahyangan. Bersama dua patihnya yaitu Jatasura dan Lembusura, memaksa agar bisa membawa Dewi Tara untuk dijadikan permaisurinya.
Bathara Guru yang mendengar kabar tersebut segera memerintahkan Bathara Sambu untuk menghalangi niat Maesasura yang baru sampai di Goa Kiskenda. Bathara Guru juga memerintahkan dua kesatria berwujud kera, yaitu Subali dan Sugriwa untuk menghadang Maesasura. Bathara Guru yakin dua kesatria inilah yang dapat mengalahkan Maesasura. Bathara Guru juga berjanji, siapa yang dapat membawa Dewi Tara kembali, dialah yang berhak marnpersuntingnya. Mlaka dengan penuh semangat dan harapan, berangkatlah Subali dan Sugriwa ke Goa Kiskendo. Sesampainya di mulut goa, Subali masuk iebih dulu ke dalam gua sambil berjanji meniggalkan pesan kepada Sugriwa yang menuggu di Iuar gua, pesannya kalau nanti ada darah merah mengalir ke Iuar lewat mulut gua, berarti dia berhasil mengalahkan Maesasura.
Dan seandainya yang mengalir keluar goa itu darah berwarna putih, rnaka sebenarnya Subali telan mati. Sampailah Subali di dalam goa, di sana Subali menjumpai Maesasura, Jatasura, dan Lembusura. Pertempuran hebat pun terjadi. Singkat cerita, Subali dapat mengalahkan ketiga-tiganya dengan tubuh nancur lebur luluh Iantak, seningga menimbulkan air sungai yang mengalir keluar gua berwarna merah. Melihat darah yang mengalir berwarna putih dan merah, Sugriwa pun mengira Subali telah tewas melawan Maesasura. Sugriwa pun kemudian bergegas menutup rapat-rapat pintu goa dengan batu besar untuk kemudian ia menghadap Bathara Guru. Subali menyangka perbuatan yang dilakukan Sugriwa adalah strategi untuk dapat menyunting Dewi Tara. Keduanya akhirnya terjadi perselisihan dan pertengkaran hebat akibat kesalahpanaman tadi. Sugriwa ternyata tidak dapat menggungguli Subali yang lebih sakti. Aknirnya Subali Iah yang dapat menyuntung Dewi Tara. Subali pun menjadi raja kera di Goa Kiskendo.
Bagi warga Jakarta yang ingin bertapa di goa yang Ietaknya tidak terlalu jauh, bisa datang ke Goa Siluman di Kampung Cipicung, Desa Kertaangsa, Kecamatan Nyalindung, kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Tempat ini sering dikunjungi untuk bertapa orang-orang yang mendalami ilmu hikmah dan kebatinan. Berbeda dengan beberapa goa yang telah dijadikan tempat wisata, di dalam Goa Siluman sangat gelap sehingga sangat pas untuk bersemedi dan ngalap berkah. Bagi yang takut tersesat, pengelola goa menyiapkan pemandu. "Tempat yang aman utnuk melakukan ritual semacam itu biasanya dilakukan di Gua Landak," ujar Muchlis, salah satu pemandu goa.
Sebenaranya Goa Siluman hanya nama sebuah goa yang ada dalam kompleks Goa Buni Ayu. Goa Bun Ayu juga kerap disebut Gua Cipicung, sesuai nama kampung dimana goa itu tenetak. Saat ini Goa Buni Ayu Goa itu dikelo PT Parhutani yang telah menyulapnya menjadi obyek wisata alam yang menarik. Beberapa goa Iain yang dalam kompleks Goa Bun Ayu adalah Goa Bibijilan, Goa Adni, Goa Nyangkut, Goa Kubang Lanay, Goa Tanpa Nama, Goa Landak, Goa Tahi, Goa Karsim, Goa Bisono, Goa Idin, Goa Gede, Goa Kole dan Goa Kecapi. Menurut Muchlis, setelah bertapa di Goa Siluman, banyak yang mendapatkan benda-benda pusaka seperti keris, tombak, atau batu cincin. Bahkan kadang-kadang, pernah pula dalam goa terdengar suara adzan, atau orang yang membaca AI Quran. Selain masyarakat awam, beberapa tokoh terkenal juga pernah masuk ke dalam goa itu dengan tujuan tertentu. Jika beruntung, pertapa akan didatangi oleh Eyang Haji Linggarjati, Eyang Mama Haji dan Eyang Rafli. Mereka adalah penyebar Islam di jaman para wali. Tentu saja Goa Siluman sangat angker, beberapa warga sekitar sering menjumpai Iandak yang tiba-tiba berubah menjadi katak atau makhluk Iainnya saat ditangakap.
Selain itu ada juga kisah bocah siluman berkulit hitam. Ketika itu masyarakat Cipicung kerap melihat sejumlah bocah bermain-main di sekitar mulut Goa Siluman. Tubuh mereka coklat kehitaman.. Mulanya, mereka menyangka anak-anak kecil itu benar-benar manusia. Karena Goa Siluman ini cukup berbahaya, maka salah seorang warga melarang bocah-bocah itu agar jangan bermain di situ. Ketika warga ini menyuruh mereka pulang, para bocah itu tidak menggubrisnya. Bahkan mereka semakin asyik berlari-Iarian ke sana kemari sambil mengeluarkan suara-suara yang tidak dimengerti. Ketika itulah warga melihate pemandangan yang tidak lazim. Seorang bocah tiba-tiba saja meloncat ke atas pohon. Lalu meIoncat-loncat dari satu ponon ke ponon lain. Kelakuan bocah aneh ini seterusnya diikuti oleh bocah-bocah Iainnya. Secara akal sehat, tidak mungkin seorang anak kecil seusia iima tahun bisa melompat ke atas batang bohong setinggi 5 meter. Bahkan orang dewasa pun tak mungkin melakukannya. Melihat hal itu, warga Cipicung ini langsung lari tunggang langgang.
Salah satu misteri yang belum terungkap di dalam Klenteng Sam Poo Kong atau Sam Poo Thay Djin adalah keberadaan goa dengan mata air yang tidak pernah kering. Banyak yang percaya, goa tersebut tembus ke daratan Tiongkok. Konon beberapa warga keturunan masih sering melakukan ritual di dalam goa itu dengan berbagai macam kepentngan. Goa yang dipercaya sebagai tempat semedi Sam Poo Kong itu sempat runtuh disambar petir. Tak berselang lama gua tersebut dibangun kembali dan didalamnya ditempatkan patung Sam Poo Kong dengan empat anak buahnya yang didatangkan dari Tiongkok. Air yang terdapat dalam goa petilasan Sam Poo Kong dipercaya dapat melancarkan datangnya jodoh. Tidak heran jika mereka berkunjung Ke Kelenteng Sam Poo Kong selalu membawa pulang air dari goa tersebut.
Keberadaan Klenteng Sam Poo Kong Semarang tak Iepas dari sosok Laksamana Tiongkok bernama Zheng He. Menurut sejarah, Laksamana Zheng He sedang mengadakan pelayaran menelusuri pantai Iaut Jawa untuk tujuan politik dan dagang, Karena ada awak Kapal yang sakit ia memutuskan untuk bersandar terlebih danulu disebuah desa, yang bernama Simongan Karena merasa nyaman di tempat itu, ia memutuskan untuk beberapa waktu menetap ditempat tersebut. Namun Karena ia harus melanjutkan perjalanan ia pun meninggalkan tempat tersebut, tapi banyak awak Kapalnya yang menikah dengan warga setempat dan menetap di daerah Simongan.
Tak heran sampai sekarang daerah Simongan banyak dihuni oleh penduduk Keturunan Tiongkok. Untuk mengenang jasa-jasa dari Laksamana Zheng He/Cheng Ho, penduduk setempat mendirikan sebuah Klenteng disekitar gua tempat dimana ia sering menghabiskan waktu untuk bersemedi, yang akhirnya disebut dengan Klenteng Sam Poo Kong atau Sam Poo Thay DJin. Meski Laksamana Cheng Ho seorang Muslim tetapi oleh mereka dianggap dewa. Hal ini dapat dimaklumi Karena dalam agama Kong Hu Cu atau Thao, orang yang sudah meninggal dapat memberikan pertolongan Kepada mereka. Sam Poo Kong dipuja Karena jasa-jasanya dan diyakini mampu memberikan berkah.