Selasa Legi, 5 November 2024
Ada sebuah tempat keramat yang tidak banyak diketahui orang yakni situs batu lidah yang terletak di pondok labu jakarta selatan. Jika di google map, anda bisa mencari tempatnya dengan kata kunci "monas pondok labu". Tempatnya sendiri tersembunyi meski lokasinya di pinggir jalan namun untuk melihatnya harus masuk ke dalam terlebih dahulu untuk menjumpai bangunan yang mirip dengan Monas di Jakarta Pusat namun bentuknya saja yang mini. Situs batu lidah merupakan salah seorang peninggalan wali Allah yang sir (tersembunyi) bernama Syekh Marawani Angin dari Rancailat, Banten.
Situs batu lidah monas pondok labu terdiri dari bangunan berupa monas dan batu lidah yang menempel dibangunan tersebut dimana batu lidah ini merupakan peninggalan salah satu wali qutub yang berasal dari Arab Saudi. Ada banyak cerita mereka yang berdoa dengan memegang batu lidah, doanya lebih dikabulkan yang tentu saja itu semua atas kehendak Allah semata karena Allah pun telah menetapkan ada tempat tertentu dan waktu tertentu dimana doa lebih dikabulkan. Hakekatnya tenpat tersebut hanyalah wasilah untuk mendekatkan diri kepada Allah.
Dalam kacamata spiritual, situs keramat batu lidah adalah semacam simbol atau paku bumi yang menjaga negara ini dari berbagai gangguan agar bangsa Indonesia tetap bersatu untuk mewujudkan kemakmuran bersama. Tidak heran, banyak kalangan spiritualis hingga masyarakat awam yang datang ke tempat ini dengan beragam cara seperti didatangi dalam mimpi agar datang ke situs tersebut atau mendapat informasi dari orang-orang perjalanan. Di Monas pondok labu ini juga banyak orang datang silih berganti dengan beragam latar belakang yang berbeda, suku/agama yang berbeda dan segala keperluan/masalah yang berbeda semuanya ditampung tanpa terkecuali meski hanya sekedar curhat dan berdiskusi. Ada juga orang yang datang untuk bermeditasi, zikiran, tawasulan di situs tersebut untuk "ngalab berkah" atau berwasilah agar doanya dikabulkan oleh Allah SWT.
Sejarah situs batu lidah di monas pondok labu bermula dari petunjuk langit yang didapat Syekh Marawani Angin pada tahun 2002 agar mendirikan "monas mini" di pondok labu. Bahkan di tahun 2016 mantan wakil Gubernur DKI Djarot Syaiful Hidayat sendiri pernah berucap perihal akan ada "monas mini" di pondok labu padahal bangunan monas mini sebenarnya sudah ada di pondok labu. Ini artinya, antara ucapan syekh dan pejabat seperti "menyambung" meski tidak banyak yang menyadarinya bahkan oleh pejabat itu sendiri. Link beritanya : https://megapolitan.kompas.com/read/2016/10/13/12144791/djarot.akan.ada.monas.mini.di.pondok.labu.
Mungkin banyak yang bertanya-tanya mengapa bangunannya berwujud monas? hal ini karena monas sendiri didirikan oleh Bung Karno yang tentulah tidak sembarangan dalam menentukan wujud dari suatu bangunan. Ada banyak hal spiritual dan filosofi didalamnya. Puncak monas yang seperti lidah api memiliki filosofi perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajahan dan kini adalah perjuangan dalam rangka mempertahankank kemerdekaan agar tidak tercerai berai oleh faktor agama, suku, ras dan antar golongan. Bangunan tegak seperti huruf alif memiliki filosofi agar bangsa ini memiliki prinsip yang kuat menegakan kebenaran, mempertahankan NKRI dan tidak mudah digoyang oleh berbagai musuh atau kepentingan pribadi. Sedangkan cawan bagian bawah penopang monas mengandung arti semangat bergotong royong untuk membangun Indonesia agar lebih maju.
Proses pembuatan monas mini pondok labu boleh dibilang cukup ajaib karena Haji Tasor dan ustad Ari Angin yang diberikan amanah pembangunan, tidak memiliki uang untuk mendirikannya. Saat itu Syekh sudah memperingatkan bahwa pancang besi sudah harus berdiri saat tengah hari. Di tengah kegalauan karena tidak ada uang untuk membeli bahan bangunan, tiba-tiba datang seseorang yang tidak dikenal memberikan semua bahan material yang dibutuhkan dan hingga monas mini selesai dibangun, sosok tersebut bahkan tidak pernah berkunjung lagi. Saat selesai membangun monas barulah syekh mengabarkan bahwa sosok yang memberikan bahan bangunan itu adalah dirinya dengan wujud yang berbeda.
Keramat batu lidah monas pondok labu adalah tempat bersejarah yang seharusnya turut dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat dan pemerintah sebagaimana situs lainnya, apalagi situs batu lidah adalah peninggalan wali Allah yang merupakan salah simbol/paku bumi yang secara spiritual menjaga bangsa ini agar tetap bersatu dan maju. Tanpa doa dari para wali Allah, bangsa ini hampir pasti sudah tercerai berai sebagaimana negara lain diluar sana. Tanpa doa para wali, akan lebih banyak lagi muncul banyak musibah. Menjaga situs peninggalan para wali adalah salah satu cara bangsa ini bersyukur dan agar doa tersebut menyertai bangsa ini sepanjang masa.