Kamis Pahing, 21 November 2024
Siapa bilang perkawinan manusia dan jin itu hanya dongeng isapan jempol? Kesaksian berikut ini merupakan fakta yang tak terbantahkan. Bahkan, menurut kalangan ulama model perkawinan dua alam ini memang sangat dimungkinkan....
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullahu berkata, "Pernikahan antara manusia dengan jin memang ada dan dapat menghasilkan anak. Peristiwa ini sering terjadi dan populer. Para ulama pun telah menyebutkannya. Namun kebanyakan para ulama tidak menyukai pernikahan dengan jin. Asy-Syaikh Muqbil bin Hacii rahima-hullahu mengatakan, "Para ulama telah berselisih pendapat tentang perkara ini sebagaimana dalam kitab Hayatul Hayawan karya Ad-Dimyari. Namun menurutku, hal itu diperbolehkan, yakni laki-laki yang muslim menikahi jin wanita yang muslimah. Jika seorang laki-laki dari kalangan manusia menikah dengan seorang perempuan dari kalangan jin, maka kita tidak memiliki alasan dari syariat yang dapat mencegahnya. Demikian juga sebaliknya. Hanya saja Imam Malik rahimahullahu tidak menyukai bila seorang wanita terlihat dalam keadaan hamil, lalu dia ditanya: "Siapa suamimu?" Dia menjawab: "Suamiku dari jenis jin." Rasulullah SAW melarang pemikahan denga jin, namun para ulama berikhtilaf apakah larangan itu bermakna haram atau hanya makruh, karena sering pula terdapat larangan Rasulullah SAW namun hal itu hanya makruh bukan haram.
Demikian Imam Malik memperbolehkannya, namun mengatakannya makruh, Sebagian Madzhab Syafii mengatakannya makruh, dan sebagian mengatakannya tidak sah. Kesimpulannya: Bahwa sebagian Ulama membolehkannya, sebagian memakruhkannya, sebagian menganggapnya tidak sah. Terlepas dari kontroversi tersebut, inilah sebuah kesaksian nyata dari seorang isteri yang tahu persis kalau suaminya juga beristerikan perempuan dari bangsa jin. Selamat mengikuti...!
Aku adalah seorang perempuan berusia 26 tahun dan telah menikah, tetapi belum dikaruini momongan. Aku dilahirkan dan dibesarkan di Jakarta, berdarah campuran Kalimantan dam Madura. Jika mengingat peristiwa Mei 1998 yang terjadi di Jakarta, tentu banyak orang yang tahu kampus tempat aku kuliah dulu. Cobalah para Pembaca mengingat-ingatnya. Beberapa orang mahasiswa gugur di kampusku ini. Aku besar di tengah keluarga yang harmonis. Kehidupanku sebenatnya biasa-biasa saja. Tidak ada yang aneh, serta tidak pernah berhubungan dengan hal yang berbau gaib. Tapi ini semua berubah semenjak perkenalanku dengan seorang pria Jawa yang kini jadi suamiku.
Kisah anehku ini berawal dari perkenalanku TP, yang kini telah menjadi suamiku, sekitar lima tahun silam. Aku tidak pernah menyangka kalau perkenalanku dengannya adalah sebuah awal bagiku berhubungan dengan dunia gaib. Maklum saja, pria yang kukenal ini adalah seorang spiritualis muda. Pada awal perkenalan kami biasa saja. Tetapi siapa sangka selang beberapa minggu setelah kenalan dan dan kami resmi pacaran. TP bercerita padaku bahwa sebenamya ia sudah menikah dengan putri penguasa laut selatan. "Aku menikahinya sudah tiga tahun yang lalu. Kamu boleh percaya boleh tidak, itu urusanmu. Yang jelas, aku telah menyampaikan ini sesuai dengan amanah isteri gaibku itu agar aku menceritakan hai padamu. Nanti kalau kamu sudah jadi isteriku kamu akan bertemu dengannya. Itulah pesannya buatmu," ungkapnya seperti yang tertulis di layar HP. Perlu kutegaskan, ia menyatakan ini di saat kami sedang chating. Pengakuan ini jelas telah membuatku shock. Di satu sisi aku tak percaya sebab ada orang di zaman sekarang yang masih percaya tahayul seperti itu, tapi aku percaya karena gaya bicaranya memang tidak kelihatan bercanda.
Hingga suatu hari, tepatnya Kamis di tahun 2004, kekasihku datang ke Jakarta dengan niat khusus menemuiku. Sebelumnya kami sudah janjian untuk ketemu pertama kalinya. Dengan jantung deg-degan dan harap-harap cemas aku menunggunya di Stasiun Gambir. Selang heberapa saat kereta Fajar Utama telah memasuki stasiun, dan tak lama kemudian aku melihat kekasihku muncul dari pintu peron dengan pakaian seba hitam dari topi, jaket. baju, pokonya semuanya serba hitam. Itulah ciri khasnya yang pernah disampaikan kepadaku. Karena itu tidak susah untuk menemukan dan mengenalinya. Aneh Walau baru bertemu dengannya tapi kurasakan sepertinya wajah dan penampilannya pernah kulihat. Ya, aku ingat, aku pernah bertemu dengannya lewat mimpi beberapa minggu yang lalu. Sungguh aneh tapi nyata.
Selama kekasihku datang ke Jakarta kami menghabiskan waktu bersama dengan jalan-jalan ke mall, makan-makan dan sebagainya termasuk kuperkenalkan dengan kedua orangtuaku. Kekasihku sangat hangat ngobrol dengan papaku seputar dunia mistik sebab kebetulan Papa juga menyukai hal ini. Sebeinn pamit pulang, TP sempat menanyakan soal jawabanku atas pengakuannya dulu, bahwa ia telah beristrikan sosok perempuan makhluk jin. Terus terang saja aku masih belum bisa menjawabnya. Ini terjadi sampai kekasihku pulang ke kotanya.
Beberapa waktu setelah pertemuanku TP, pada suatu hari ada kejadian yang menimpaku. Betapa sulit dipercaya, papa dan Mamaku mengharuskan diriku pergi ke kota tempat TP tinggal. Rupanya, sebelumnya Papaku sudah membicarakan hal ini dengan pacarku melalui telepon, agar TP mencarikanku tempat tinggal sementara aku berada di kotanya. Singkat cerita, aku tiba di kota tempat tinggal TP. Dan suatu hari aku pun diajak ke rumahnya untuk bertemu dengan kedua orangtuanya. Setiba dirumahnya aku disambut hangat oleh ibunya. Kurasakan kehangatannya orang tuaku sendiri. Namun, berada di dalam rumahnya aku mulai merasa aneh. Betapa tidak! Udara di dalam rumah sangat berbeda dengan hawa di teras rumah. Kalau di teras rumah begitu panas, tapi kebalikannya di dalam rumah yang kurasakan begitu dingin padahal tanpa AC maupun kipas angin. Terlebih lagi kota tempat pacarku terkenal panas sama seperti halnya Jakarta.
Pada suatu kesempatan aku juga diajak pacarku masuk ke dalam kamar ritualnya. Ya, sebuah kamar dengan ukuran 3x2 meter yang gelap dan sunyi. Di sana kulihat berbagai peralatan sesaji, seperti tempat dupa dan kemenyan, yang tampak masih ada sisa-sisa kemenyan yang telah hangus. Pacarku bercerita kalau di kamar inilah tempat dia masuk ke alam gaib segoro kidul, sedangkan kamar tidurnya adalah tempat istirahat ia dan istri gaibnya. Cukup merinding juga mendengarnya. "Ayo, sekarang saatnya aku buktikan padamu siapa sebenamya istriku itu," cetus TP sambil tersenyum. Tanpa menjawab, aku pun menurutinya.
Hal pertama yang aku lakukan adalah duduk bersila mengikuti TP. Lalu kulihat mulutnya berkomat kamit membaca mantera dengan khusyuk sekali. Sesuai dengan saran TP, kucoba pejamkan mataku dengan penuh konsentrasi. Aneh, dalam hitungan menit tiba-tiba saja kurasakan hawa dingin menyelimuti sekujur badanku. Lalu, suasana hening dan mencekam datang bersama dengan hembusan angin yang entah datangnya darimana, yang pasti kamar tersebut tertutup rapat. Tiba-tiba aku melihat sebuah cahaya yang silau, muncul dari depan mukaku. "Bukalah matamu!" perintah TP, berbisik lembut. Ketika kubuka mataku, aku benar-benar kagum dengan apa yang kulihat. Ya, kulihat sebuah taman yang indah dengan bunga warna-warni. Selain itu aku juga melihat dari jauh sebuah istana yang tampak megah. Aku benar-benar merasa seolah mimpi. Tapi ketika kucubit tanganku rasanya sakit sekali "Masya Allah...ini benar-benar nyata!" Gumamku dalam hati.
Ketika aku masih takzim melihat keindahan tersebut, tiba-tiba seorang wanita memakai kebaya warna hijau, terlihat setengah baya, datang menghampiriku. Aku sama sekali tidak mengenalnya. "Monggo, Den Ayu sudah ditunggu!" sapanya sambil mengacungkan jempol kanan kearah istana itu. Rupanya dia adalah dayang istana. Aku membalasnya dengan senyum. Lalu aku berjalan menuju ke arah istana dengan di antar sang dayang. Jaraknya cukup jauh juga. Mungkin kira-kira 200-an meter. Begitu sampai di depan gerbang istana, kulihat dua orang pengawal yang berbadan besar dan sangar membukakan pintu gerbang sambil menunduk hormat padaku.
Tak berapa lama aku tiba di dalam istana. Kulihat semua dinding istana ternyata berupa ukir-ukiran jawa yang sangat klasik dan indah. Aku juga melihat semua aksesoris istana bernuansa hijau daun, termasuk karpetnya. Yang ada di dalam ruang penyambutan ini kebanyakan perempuan. Jarang kulihat laki-laki. Di depan sana kulihat seorang wanita cantik jelita nan rupawan dengan mengenakan busana keraton serba hijau, dengan mahkota kecil di kepalanya. Dia duduk di sebuah singgasana indah mirip kerajaan tempo dulu. Anehnya, aku juga melihat TP duduk di samping wanita cantik ini dengan busana kerajaan juga. Aku bertanya dalam hati, "Kenapa TP ada di sini? Sedang apa dia? Apa wanita cantuk ini istri gaib suamiku?" Tak lama kemudian wanita cantik bak seorang ratu itu beranjak dari tempat duduknya, kemudian menghampiriku. TP begitu setia mendampinginya, sehingga sempat membuatku cemburu. Setelah TP dan wanita jelita itu persis di depanku, kuamati wajahnya. Betapa cantiknya ia, sehingga rasanya tidak ada artis Indonesia yang bisa menyamainya. Ketika aku masih terheran-heran oleh pesonanya, aku pun dikagetkan oleh suaranya yang begitu lembut, "Selamat datang di di istanaku ini. Perkenalkan namaku RS... (maaf, dengan berat hati saya tidak diijinkan untuk mempublikasikannya). Maaf, aku sangat senang bisa berkenalan denganmu. Jika boleh tau siapa namamu?" "Maaf sebelumnya, namaku RIN! jawabku dengann sedikit gemetaran. Lalu TP bicara padaku dengan sedikit berbisik, "Sayangku, inilah wanita yang ingin aku perkenalkan padamu. Tenangkan hatimu. Kamu tidak usah takut, sebab dia pasti akan baik padamu!"
Setelah perkenalan ini, RS mengajakku jalan-jalan mengelilingi istananya yang megah, dengan diiringi para dayangnya. Walau baru berkenalan, aku langsung bisa menyesuaikan suasana yang tadinya tegang jadi hangat seperti teman saja. Kami ngobrol ngalor ngidul. Dan satu hal yang membuatku heran, pakaian yang kupakai telah berubah jadi pakaian Jawa, persis seperti busana kebesaran putri keraton. Di tengah obrolan kami tak jarang kami tukar pengetahuan dan wawasan. Yang membuatku semakin mengerti akan kehidupan dunia lain yang jauh dari jangkauan pikiran manusia. Ternyata di alam gaib kehidupannya tak jauh beda dengan kita manusia. Hanya saja di sana strata sosial sangat diperhatikan sekali. Seperti yang muda wajib menghormati yang tua, sekalipun yang tua tidak punya kelebihan apa-apa. Beda dengan orang zaman sekarang. Mentang-mentang pandai sudah berani melawan orang tua. Sungguh kenyataan yang ironi sekali, sebab seharusnya umat manusia menjadi contoh buat yang lain. Bukankah manusia mahkluk ciptaan Allah yang paling sempurna?
Tak terasa kami telah berjalan cukup jauh mengelilingi istana yang luas itu. Kini, tepat di depanku kulihat sebuah kereta kencana yang ditarik delapan ekor kuda. Karena kereta itu tampak kosong lalu kucoba bertanya, "Mbakyu, itu kereta siapa?" "Itu kereta milik Kanjeng Ibu. Sengaja ditaruh di sini karena sudah tidak layak pakai lagi, apalagi beliau sudah memiliki kereta yang lebih bagus lagi. Apa kau mau mencobanya? Tidak usah takut nanti aku temani?" Dia tersenyum begitu lembut. "Oh, tidak, terima kasih. Mungkin kapan-kapan saja, aku cuma takjub dengan keindahannya," jawabku dengan tersipu-sipu malu. Lalu, sayup-sayup terdengar suara adzan Subuh di telingaku. Bersamaan dengan itu tiba-tiba kurasakan seperti ada energi yang sangat kuat, yang membetot tubuhku dari belakang. Lalu, secepat kilat....gedubrak! Kurasakan tubuhku jatuh ke lantai. Sakit sekali rasanya. Untungnya TP memegangi aku, jadi tidak fatal.
Aku merasa seperti baru bangun dari mimpi, tapi tidak terasa tidur. Aku benar-benar capek dan lemas. Lalu, TP membangunkanku di lantai. Ia menyodorkan segelas air putih padaku. "Gimana rasanya, enak?" tanyanya setelah kuminum air pemberiannya. Aku hanya mengangguk. "Sorry, tadi aku terpaksa balik duluan karena aku gak mau mengganggu keakraban kalian" katanya. Jadi, apa benar-benar nyata adanya. Bagaimana mungkin? Akal sehat sulit untuk mencernanya.
Pacarku tampak senyum-senyum setelah kuceritakan keakrabanku dengan RS, isteri gaibnya. Ia pun menjelaskan kepadaku kalau aku baru saja mengalami peristiwa yang disebut meraga sukma. Katanya, kalau sedang meraga kejadiannya mirip mimpi, tapi itu bukan mimpi. Setelah kejadian ini aku percaya kalau dunia gaib itu memang bukan isapan jempol belaka, tapi nyata adanya. Ketika keluar dan kamar ritual TP aku kaget sebab jam di HP ku ternyata menunjukkan pukul 08.00 pagi. Rupanya hampir semalam suntuk aku berada di dalam gaib, berakrab-akrab dengan RS.
Jujur saja, semenjak kejadian itu aku menjadi sangat peka terhadap hal-hal gaib. Misalkan saja, waktu sedang sendiri malam-malam di tempat kost, aku sering melihat penampakan mahkluk halus penghuni kost, seperti pocong, kuntilanak dan lain-lainnya. Bahkan pernah kulihat ada tuyul yang sedang mencuri uangku di dalam lemari. Karena sering melihat mereka akhirnya aku juga punya beberapa teman dari bangsa halus. Walaupun wajahnya buruk tapi mereka ini lucu dan lugu. Kadang aku suruh mijit badanku, dan dalam sekejap aku merasa segar lagi. Bahkan aku sekarang kadang bisa baca pikiran orang atau mengetahui jika ada sesuatu hal yang akan terjadi.
Sementara itu, tak terasa pula hubunganku dengan TP sudah berjalan kurang lebih 3 tahun. Tepat pada November tahun lalu, TP datang ke Jakarta untuk melamarku. Waktu itu aku sudah ada di Jakarta lebih dulu karena acara lamaran memang sudah diketahui orang tuaku seminggu sebelumnya. TP datang ke rumahku sendirian tanpa orang tua maupun kerabatnya. Maklum, ibunya sudah meninggal beberapa waktu sebelumnya, dan ayahnya sedang sakit-sakitan. Jadi, acara lamaran hanya sederhana tanpa keluarga besar. Deg-degan juga hati ini rasanya, malu dan khawatir kalau akan di tolak kedua orang tuaku. Apalagi kakak perempuanku waktu itu belum menikah.Tapi syukurlah, orang tuaku menerima lamaran itu. Bahkan, mereka langsung menetapkan hari baik untuk acara pesta pernikahanku.
Setelah acara lamaran selesai aku diijinkan ngobrol berdua dengan TP di ruang tamu. Dalam obrolan yang romantis dan penuh canda ini, TP mengatakan kalau aku disuruh puasa dan minta izin datang bersama ke pantai Parangkusumo Yogyakarta. Hal ini dilakukan untuk memohon doa restu dari istri gaibnya, juga mertuanya yang tak lain adalah penguasa pantai selatan atau yang dikenal dengan Ibu Ratu Pantai Selatan. Setelah 3 hari di Jakarta, TP pun pamit pulang. Namun ia lebih dulu mengajakku ke Yogyakarta.
Singkat cerita, akhirnya sampai juga kami di Pantai Parangkusumo. Kulihat begitu bersih dan dan indah pantainya. Ombaknya pun demikian besar seperti derap ratusan kaki kuda yang berlari kencang. Kami melangkah maju mendekati debur ombak yang terlihat ganas. Kulihat pacarku berdiri ke arah laut sambil bersedekap. Mulutnya tampak mengucapkan salam sebanyak 3 kali. Setelah itu ia pun menaburkan lima biji bunga kantil di genggamannya yang memang sengaja ia bawa dari semarang beserta ubo rampe ritual lainnya. Ketika bunga kantil itu di taburkan ke laut, aneh sekali, tiba-tiba saja datang ombak yang begitu besar dari arah berlawanan. Karuan saja ini membuat kami terjatuh dan terlempar hingga 10 meter.
Ketika aku bangun dari terjatuh aku merasa pakaianku basah semua bercampur pasir. Tapi ada sedikit yang aneh. Ternyata ombak besar tadi hanya menghampiri kami saja dan tidak melebar ke tempat lain, seperti layaknya ombak pada umumnya. Ini benar-benar aneh bagiku. TP sendiri tampak gembira. Katanya, kedatangan kami diterima oleh Kanjeng Ibu dengan sempurna. Akupun bersyukur pada Allah sebab ternyata perjalanan kami tak sia-sia. Tinggal acara ritual inti nanti malam saja yang bakal kami lakukan.
Tak terasa waktu sudah menginjak larut malam. Tepat pukul 00.00 kami pun melakukan ritual khusus. TP menggelar ubo rampe berupa kembang setaman beserta minyak wangi khusus kesukaan Kanjeng Ibu Ratu Kidul, dan beberapa sesajen lainnya. Dengan posisi bersila kami pun melakukan meditasi. Kupejamkan mata sambil konsentrasi kearah titik tengah samudra. Dalam pandangan mata batinku, kulihat gumpalan awan muncul dari dasar laut, membentuk sebuah istana tempo dulu. Istana itu menyerupai sebuah kastil seperti dalam film Harry Potter. Perlahan tapi pasti, gumpalan awan itu menghilang, sehingga tampak jelas bangunan istana yang begitu megah walau tampak dari kejauhan.
Lalu, sama-samar kulihat ada sebuah kereta kuda dengan diiringi ribuan pengawal bergerak menuju ke tempatku bermeditasi. Semakin dekat dan dekat. Hingga sampailah di depanku dengan jarak sekitar 5 meter. Kereta tersebut sangat indah dengan ukiran yang begitu berwibawa dan ditarik oleh 8 ekor kuda putih yang gagah. Dari dalam kereta kulihat seorang wanita cantik yang tak lain adalah Kanjeng Ibu Ratu, dengan didampingi seorang putri cantik jelita yang tak lain juga Mbakyu RS, turun dan bergerak mendekatiku. Ya, mereka datang menghampiri kami berdua dengan diiringi para dayang yang cantik. Begitu telah tepat berdiri di depanku, tiba-tiba tanganku melakukan sungkem tanda hormat. Lalu, Kanjeng Ibu pun berkata, "Aku terima sungkem baktimu. Turunkanlah tanganmu, Anakku!" penntah beliau. Aku menurutinya.
"Cah Ayu, Ibu merestuimu untuk menjadi bagian dari keluarga kami di segoro kidul. Ibu yakin kamu Cah Ayu sanggup menjaga hubungan ini sampai akhir nanti, dan sebenarnya Ibu telah lama menjodohkan kalian bertiga, termasuk puteriku sendiri, RS. Hanya saja kalian tidak menyadarinya karena ini memang rahasia. Sebagai orang tua, Ibu hanya bisa mendoakanmu. Karena kamu sudah Ibu anggap anak sendiri. Sebelum tiba saatnya ijab kabul nanti, alangkah baiknya kamu Cah Ayu lakukan puasa ngrowot selama 40 hari lamanya. kami hanya boleh makan buah-buahan dan makanan lainnya tanpa garam dan mengandung nyawa. Pilihlah hati ijab kabul tepat pada malam pumama atau tanggal 14 dan 15. (tanggal Jawa-Red), agar kamu terlihat lebih cantik dan mempesona serta menghilangkan bau badan. Lakukan dengan sungguh-sungguh karena Ibu yakin kamu pasti bisa Cah Ayu," jelas Kanjeng Ibu.
Aku kembali sungkem pada kanjeng Ibu. Setelah itu ia berlalu meninggalkan aku dan TP, menuju kereta kencananya. Tapi aku tak melihat Mbakyu RS ikut pulang bersamanya. Ia malah duduk di samping TP. Ada perasaan cemburu melihatnya. Tapi mau bagaimana lagi. Namanya juga aku ini istri muda. Jadi ya pasrah saja. Setelah Kanjeng Ibu menghilang aku bangun dari meditasiku. Begitu juga dengan TP. Kami merasa sangat kelelahan sebelum akhirnya pergi meninggalkan lokasi menuju penginapan terdekat guna beristirahat. Karena begitu capeknya, begitu tiba di penginapan kami langsung tertidur.
Ketika matahari sudah memancarkan sinarnya yang terik, kami bangun. Ya, kami kesiangan. Setelah bangun dan mandi, kami pun beres-beres untuk segera pulang. Dalam perjalan pulang TP bercerita kalau semalam istrinya pengen ikut pulang dan ia mengijinkannya. Aku pun tersenyum ceritanya. Memang aneh, selama perjalanan, rasanya sepeda motor yang kami naiki terasa lebih berat, seolah-olah dinaiki oleh 3 orang sehingga jalannya terasa kurang lincah.
Bagaimana awal perkenalan TP dengan RS? suatu ketika ia bercerita bahwa semua itu karena hasil perjodohan oleh kakek buyutnya dengan Ratu Kidul. Konon, kakek sewaktu masih hidup pernah berkata pada Ibu Ratu bahwa sebagai syarat langgengnya hubungan keluarga maka akan dijodohkannya kelak cucunya yang akan mewarisi derajat ilmunya. Dan ternyata cucu yang dimaksud adalah TP, yang hingga saat bergelut dalam bidang supranatural kejawen.
Sesuai dengan pesan Kanjeng Ibu, sekembali ke Jakarta aku pun melakukan puasa ngrowot. Awalnya memang, berat tapi lama-lama enjoy juga. Selama berpuasa aku juga menyiapkan semuanya mulai tenda, tata rias hingga menyebarkan undangan. Aku telah merencanakan dalam pesta pernikahanku nanti semua aksesorisnya harus berwama hijau muda. Selain hijau warna kesukaanku, tapi juga sebagai bentuk penghormatanku pada Kanjeng Ibu.
Akhimya pada hari yang telah dinanti-nantikan.Ya, hari dimana aku akan melepaskan masa lajangku dan siap berlabuh di bahtera rumah tangga. Pada hari Jumat Pahing, tepat pukul 09.00, pria yang sangat kucintai dan kukagumi telah mengucapkan sebuah kalimat ijab di depan penghulu, dengan disaksikan para tetangga, kerabat, dan keluarga. Sekarang ia resmi menjadi suamiku. Tepat hari Sabtunya acara resepsi di mulai dengan hasil yang sesuai kurencanakan, yaitu serba hijau. Mulai dari gaun pengantin, dekorasi, baju para dayang penyambut tamu, bahkan dinding semua berwarna hijau bertaburkan bunga melati. Ini memang kudesain mirip dengan interior keraton segoro kidul yang pemah kulihat sebelumnya.
Hari itu benar-benar hari yang paling indah dan paling bersejarah dalam hidupku, yang tak mungkin akan kulupakan. Aku bagaikan seorang ratu, dan suamiku bagaikan raja. Kami duduk di pelaminan bagaikan singgasana, apalagi busana kami berbau hijau. Alhamdulillah selama acara berlangsung semuanya lancar-lancar saja sampai selesai. Kini, kami berdua hidup bahagia. Aku pun ikut suami tinggal di rumahnya, membina rumah tangga yang mawadah dan warohmah. Walaupun rumah yang kami tinggali tidaklah mewah, tapi bagiku ini adalah sebuah istana. Semenjak menikah sampai kisah ini kutulis, banyak sudah pengalaman misteri yang sering kualami bersama suami. Apalagi jika tiap kali suamiku sering melakukan ritual gaib di luar kota, maka aku sering kali mendampinginya, sekalian belajar memahami dunia yang digelutinya.
Sampai sekarang pun aku masih sering kontak gaib dengan Mbakyu RS dan juga Kanjeng Ibu. Kadang mereka datang kerumah menengok keadaan kami sekeluarga. Dari sekian banyak kisah misteri yang kualami dapat kuambil sedikit hikmah untuk kita semua, bahwa mahkluk halus seperti jin juga memiliki perasaan serta pemikiran seperti kita manusia pada umumnya. Hanya yang membedakan antara kita dan mereka adalah faktor alamnya saja. Kita umat manusia kadang tanpa disadari sering menyalahkan mereka. Jika ada orang yang kesurupan, maka mereka bangsa jin yang jadi korban. Jika ada jin yang menampakkan diri kita langsung menuduh bahwa jin itu tukang ganggu dan jahat. Padahal belum tentu semua itu benar. Demikianlah kisahku ini, semoga kisah ini bisa menjadi renungan kita semua untuk pengetahuan dan wawasan kita.