Selasa Legi, 5 November 2024
Pulau menangis atau pulau pulau Miangas berada di Desa Miangas, Kecamatan Nanusa, Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi utara. Miangas mengandung arti "menangis" karena konon pulau ini seringkali disinggahi para perampok sehingga banyak penduduknya yang menangis akibat penderitaan tersebut.
Salah satu destinasi wisata yang menarik namun cukup angker adalah "Meriam Keramat" yang terletak diatas bukit pulau menangis. Ada 4 meriam yang merupakan peninggalan Portugis dan masyarakat setempat menyebutnya dengan nama : opa, oma, papa, dan mama. Meriam-meriam ini juga dipercaya sebagai penjaga pulau karena meriam ini bukanlah meriam sembarangan karena mengandung hawa mistis yang dapat mencelakakan siapapun yang mengganggu pulau.
Terlebih jika ada yang mencuri meriam itu alamatnya akan sial dan menderita. Siapapun yang mencuri meriam tersebut dipercaya akan mendapatkan bala atau malapetaka. Untuk bisa melihat meriam tersebut sebenarnya tidak bisa langsung begitu saja datang karena memerlukan izin dari kepala adat terlebih dahulu.
Salah satu meriam yang paling sering dicuri adalah meriam mama karena bentuknya yang kecil dan berbeda dengan ketiga meriam lainnya. Ada kisah dimana meriam itu dicuri oleh seseorang dari luar pulau dan ketika pencuri tersebut berada di dalam kapal, muncul badai dilaut yang tidak biasanya. Beruntung sang kapten kapal mengetahui ada sesuatu yang tidak lazim sehingga kemudian menggeledah penumpang kapal lalu ditemukanlah meriam tersebut dan kemudian dikembalikan kepada kepala adat.
Ada lagi kisah oknum tentara yang mencuri meriam. Tidak lama ia mengalami sakit yang tidak berkesudahan hingga rambutnya rontok. Dokter pun tidak bisa mendiagnosa penyakitnya tersebut. Warga pun mulai mencurigai ia mencuri meriam karena meriam tidak lagi ada ditempatnya. Akhirnya oknum tentara itu mengakui perbuatannya dan mengembalikannya ke kepala adat dan ajaibnya penyakitnya langsung sembuh. Kisah keangkeran meriam keramat ini banyak beredar dan biasanya diceritakan kepada para pendatang agar memetik pelajaran dari kisah tersebut untuk senantiasa menjaga benda-benda bersejarah.