Kamis Pahing, 21 November 2024
Pada saat dinas di Musidua, Jambi, AKP Sanija mengalami lika-liku tugas yang sangat rumit dalam fungsinya sebagai pelindung masyarakat. Polisi ini menemukan truk tua yang dihuni oleh bangsa jin dan menyaksikan adanya sebuah kampung siluman. Ini adalah kisah nyata yang terjadi di desa musidua Jambi. Begini ceritanya....
Belakangan warga resah mendengar suara yang keluar dari sebuah truk tua yang mogok di ujung desa. Truk merek Chevrolet buatan Amerika Serikat tahun 1961 itu ditinggalkan sopirnya, Hamid Magadet, 45 tahun, karena mogok dan tak dapat diperbaiki lagi. Hamid menitipkan truk itu pada Hamzah Kualam, 60 tahun, kenalan baru yang rumahnya sebelah selatan tempat truk itu terhenti. Hamid Magadet pamit pergi ke kota dan mengaku akan mencari montir khusus truk itu. Bila sudah didapat, Hamid akan kembali ke lokasi dan membawa truk itu ke kota. Sejak pamit, Kamis jam 23.00, hingga satu minggu kemudian, Hamid belum muncul juga. Sementara truk itu setiap malam mengeluarkan suara aneh, menyerupai bunyi mulut perempuan yang melengking cekikikan dan terkadang menangis.
Mulanya Hamzah Kualam mengira ada orang gila di dalamnya. Tapi setelah dilihat ke dalam truk, baik di bagian kabin maupun di bagian bak tidak menemukan apapun, maka Hamzah pun menjadi cemas. Setiap malam dari pukul 23.00 hingga 24.00 tengah malam, suara itu kembali melengking. Mula-mula tertawa, lalu menangis kemudian tertawa lagi. Hamzah pun lalu memberi tahu istri, anak-anak dan tetangganya. Maka sejak itu, setiap malam warga mengintip, menguping sumber suara, penasaran ingin tahu apa yang terjadi pada truk itu. Tapi sayang, selama itu pula, suara itu hanya suara, tidak ada manusia yang terlihat di dalam truk itu. Karena suara dari truk itu sangat menakutkan, maka kepala desa Runtuhmasak, Musidua, Jambi, Haji Nurkarim, 56 tahun, melaporkan hal itu ke Polsek setempat. Kapolsek dan lima anak buah langsung turun ke lokasi dan ikut mengintip suara yang misterius itu. Kapolsek AKP Sanija Wardoyo, 43 tahun, terheran setelah mengetahui kasus tersebut.
"Baru kali ini saya menemukan kasus semacam ini. Ada suara orang tapi tak ada manusianya. Ini sungguh suatu fenomena yang langka terjadi!" desis AKP Sanija. Pada malam Jumat Kliwon, dua hari kemudian, AKP Sanija membawa seorang kiyai yang mqngerti betul hal gaib. Kyai Haji Amrullah Hidayat, 67 tahun, teman baik AKP Sanija, bahkan dijadikan sebagai penasehat spiritualnya di daerah Musidua. Pada malam keramat itu, K.H. Amrullah membuat ritual khusus dengan menggunakan jin pendampingnya untuk merangkul mahluk halus bersuara aneh itu. Tengah malam pukul 00.45 WIB, jin suruhan kyai berhasil merangkul mahluk bersuara wanita itu. Semua warga malam itu menjadi tegang. Di luar dugaan, jin suruhan kyai itu menampakkan dirinya, berbentuk sebagai pria memakai jubah putih, selendang hijau dan topi putih. Tubuh jin itu sangat tinggi, hampir separuh dari pohon kelapa dekat truk yang teronggok. "Tenang, tenang, tolong jangan panik!" pinta kyai, pada warga yang berisik bahkan sebagian kabur karena takut.
Pukul 00.56 WIB, disusul penampakan lain lagi, yaitu sosok wanita berambut panjang bermata putih semuanya. Wanita berbusana merah dan biru itu melompat ke atas kabin truk lalu cekikikan tertawa memecah kebisuan malam. Dalam hitungan detik, kedua mahluk gaib itu menghilang lagi. Baik jin milik kyai maupun sosok perempuan itu, tidak lagi nampak di sekitar truk. Yang terlihat hanya asap tipis bagaikan embun pagi di daerah pegunungan, yang melayang ke arah barat lalu menghilang di balik pepohonan rindang. Dengan menyapu kedua tangannya, Kyai Amrullah seakan memanggil lagi jin piaraannya. Tapi sayang, yang dipanggil tidak mau datang. Bahkan hingga subuh, jin miliknya itu tak muncul juga. Kyai Haji Amrullah Hidayat nampak panik. Dia kebingungan mengapa jinnya tidak mau kembali padanya. Makin keras bersuara, makin menjauhlah jin miliknya itu.
"Saya kehilangan kontak, jin saya menghilang bersama perempuan rambut panjang penghuni truk ini!" kata Kyai Amrullah, pada Kapolsek AKP Sanija. Warga pun, terlihat bingung dan makin penasaran. Besok malamnya muncul isu jin milik Kyai Amrullah menjadi ganas. Rumah warga ditimpukinya dengan batu. Bahkan seorang warga kampung meninggal akibat cekikan Sang Jin. Pada leher korban terlihat bekas cekikan tangan dengan berbentuk luka memar yang merah. "Tapi saya yakin itu bukan perbuatan jin saya. Jin saya tak akan menganiaya manusia. Yang melakukan pencekikan itu adalah arwah perempuan bermata putih rambut panjang penghuni truk ini. Sata-satunya jalan, truk ini harus dibawa ke sungai dan ditenggelamkan ke dasar Sungai Batanghari. Jika sudah tenggelam, mahkluk itu tak akan kembali ke mari!" harap Kyai Haji Amrullah Hidayat.
Kapolsek Sanija menyetujui usul kyai sepuh itu. Dengan pertimbangan sebagai hal yang meresahkan, maka truk tanpa kejelasan siapa pemiliknya itu, diperintahkan untuk ditarik. Setelah itu, diterjunkan ke Sungai Batanghari. Hari minggu pagi, di saat warga banyak yang libur, ramai-ramai truk itu didorong. Tapi anehnya, tidak sedikitpun truk itu bergerak. Puluhan tenaga manusia yang mendorong seakan mendorong gunung, berat dan kuat. Walau dengan jampi-jampi kyai, truk itu tak bergerak juga. Karena tenaga manusia tak mampu menggerakkan truk itu, maka disewalah traktor untuk menariknya. Tapi ternyata truk itu tak mampu juga didorong. Bebannya terlalu berat dan tenaganya terlalu kuat untuk didorong dan ditarik.
Malam harinya, truk yang dibiarkan tekapar itu mengeluarkan suara semakin gaduh. Kali ini bukan hanya suara cekikikan dan tangis perempuan tapi terdengar pula suara musik hingar bingar. Instrumen musik sejenis drum yang terdengar adalah pukulan suara kabin yang sangat kencang. Begitu juga dengan batu-batuan yang terus melayang ke rumah warga, terutama rumah Hamzah yang dekat dengan truk itu. Hamzah dan keluarganya menjadi ketakutan. Besok harinya, Hamzah pindah tempat, ikut numpang dengan saudaranya di kampung lain. Pada hari Selasa siang, sopir truk, Hamid, tiba-tiba muncul bersama montir. Dia minta maaf pada warga karena telah menyusahkan. Bahkan telah merugikan salah seorang warga yang jadi korban sampai meninggal oleh keberadaan truk itu di situ. Sopir itu lalu membuka kap mesin bersama-sama dengan montir yang dibawa, memeriksa mesin beberapa saat. Setelah mengutak atik karburator dan busi, Hamid menghidupkan mesin mobil itu. Ajaib, dalam hitungan detik mesin mobil berbunyi dan Hamid menjalankan truk itu kearah kota.
Beberapa warga yang kesal pada sikap Hamid yang begitu saja meninggalkan kampung Runtuhmasak, maka warga mengejar truk yang menghambur itu. Lima sepeda motor dengan 10 orang penumpang-pengendara, mengejar truk. Tapi apa yang terjadi, truk itu ternyata tidak ditemukan dan tak dapat terlihat. Tapi dua sepeda motor tertabrak benda asing dan empat orang mati di tempat, dengan dua sepeda motor hancur total. Ke mana dan di mana truk itu, hingga sekarang menjadi pertanyaan warga. Lalu mereka juga bertanya, siapa sebenarnya Hamid Magadet dan Heru sang montir. Tapi kyai Amrullah mendapat bisikan gaib, bahwa Hamid Magadet itu adalah perampok ulung dari Kota Kayuare yang sudah meninggal puluhan tahun lalu. Begitu pula dengan Heru si montir, yang juga sudah jadi arwah di kota yang sama. Sementara truk itu, adalah truk setan yang tidak pernah ada di dunia ini.
Penghuni truk yang cekikikan itu adalah kuntilanak wanita yang seumur hidup tak akan pergi dari truk tersebut. Kuntilanak itu, mampu menarik Jin Kabirun, jin milik Kyai Haji Amrullah yang minggat dan menikah dengan kuntilanak itu. Si Kuntilanak, ternyata memiliki nama, yaitu Suarti Dara. Karena selain suka bercinta dengan bangsa jin, Suarti Dara itu suka menghisap darah manusia dan hewan. Maka itu banyak orang dan hewan mati misterius dengan luka memar di leher terhisap darah. Begitu juga dengan hewan piaraan maupun hewan buas yang ada di daerah Musidua. Sementara jin kabirun milik kiyai, selamanya tak akan kembali ke kyai pemiliknya walau, selama kabur itu, Jin Kabirun tak akan memangsa manusia dan hewan.
Hingga kini, misteri truk itu masih menjadi tanda tanya besar. Bahkan, karena sering mengganggu warga di kampung Runtuhmasak, maka semua warga mengosongkan kampung Runtuhmasak. Kampung itupun, menjadi hutan belantara tanpa penduduk. Penduduk sekitar menamakan Desa Runtuhmasak sekarang ini, sebagai Desa Siluman. Truk merek Chevrolet tahun 1961 reot itu masih sering nampak walau hanya sepintas. Begitu juga dengan suara kuntilanak Suarti Dara berbaju merah-biru yang cekikikan memekakkan telinga itu. Lain dari itu, terkadang dari kejauhan warga juga sering mendengar perkusi, kabin yang dipukul dan kata kyai, dilakukan oleh Jin Kabirun yang dulu miliknya itu. Suara-suara dan penampakan truk tua, karena sudah jadi hal biasa, diacuhkan warga. Warga hanya baca-baca ayat suci Al Qur'an bila lewat di kampung siluman dan mendengar suara aneh.